Ku Baca Firman Persaudaraan
Aku merasa, kadang ukhuwah tak perlu dirisaukan
Tak perlu, karena ia hanyalah akibat dari iman
Aku ingat pertemuan pertama kita, Akhi sayang
Dalam dua detik, dua detik saja
Aku telah merasakan perkenalan, bahkan kesepakatan,
Itulah ruh-ruh kita yang saling sapa, berpeluk mesra
Dengan iman yang menyala, mereka telah mufakat
Meski lisan belum saling sebut nama, dan tangan belum berjabat
Ya, kubaca lagi firmanNya, "Sungguh tiap mukmin itu bersaudara"
Aku makin tahu, persaudaraan tak perlu dirisaukan
Karena saat ikatan melemah, saat keakraban kita merapuh
Saat salam terasa menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan
Saat pemberian bagai bara api, saat kebaikan justru melukai
Aku tahu, yang rombeng bukan ukhuwah kita
Hanya iman-iman kita yang sedang sakit, atau mengerdil
Mungkin dua-duanya, mungkin kau saja
Tentu lebih sering, imankulah yang compang-camping
Kubaca firman persaudaraan Akhi sayang
Dan aku makin tahu, mengapa di kala lain diancamkan;
"Para kekasih pad ahari itu, sebagian menjadi musuh sebagian yang lain...
Kecuali orang-orang yang bertaqwa"
- Salim A. Fillah, 'Dalam Dekapan Ukhuwah'
Nanges sekejap.
Dikopipes segiempat-empat tanpa rasa segan-silu tersipu-sipu dari naskhah yang dihadiahkan oleh hadek tersayang.
Mode: Gila bayang, chenta mabuk kepayang pada Salim A. Fillah. Eh. Pada penulisannya. Ehem.
-gabbana-
Sebenarnya sedang menulis sebuah cerita pendek. Tapi tak kesampaian untuk menyudahkannya hari ini. Dengan hidung berdarah berair tak henti-henti lagi. Tunggu sahajalah ya. Senyum kelat.
3 Caci Maki Puji Muji:
It'd been several days "merajuk" dengan sorang nurse ni sebab suka tegur n marah.. Depan patient n family, depan doctor lain, depan nurse lain..
...
"Tentu lebih sering, imankulah yang compang-camping.."
Jazakallahu khoir for a very great sharing Ceq Gab.
waahh...buku yg ana tengah baca sekarang nie..=)
so touching
Post a Comment